Selasa, November 27, 2007

Haji Sebuah Pertunjukkan tentang Keesaan Manusia

Judul Asli : Hajj
Judul Terjemahan : Makna Haji
Penulis : Dr. Ali Syariati
Penerjemah : Burhan Wirasubrata
Penerbit : Zahra Publishing House
Terbit : Sya'ban 1428 H/September 2007 M, Cet.ke-8
Tebal : 260 halaman

Haji Sebuah Pertunjukkan tentang Keesaan Manusia

Manusia itu sangat ego dan sombong. Orang kaya merasa dirinya berkuasa sehingga leluasa menginjak orang miskin dan lemah. Pejabat merasa dirinya hebat dan super power sehingga seudele dewek menindas rakyat. Padahal, hakekatnya, manusia adalah sama di mata Allah. Tidak ada miskin dan kaya. Tidak ada rakyat dan penguasa. Tidak ada kulit putih itu lebih baik dibanding kulit hitam. Di mata Allah, semuanya sama. Allah hanya melihat manusia dari kualitas ibadahnya.

Kisi-kisi seperti inilah yang diusung dalam ibadah haji. Menurut Dr. Ali Syariati, ibadah haji adalah sebuah pertunjukkan tentang "penciptaan", "sejarah", "keesaan", "ideologi Islam", dan ummah. (hal.19)

Keesaan manusia sebagai makhluk Allah sangat kentara dalam ibadah haji. Mereka mengenakan pakaian ihram yang sama yakni berwarna putih dan polos. Dalam keadaan inilah, kita tidak pernah tahu apakah orang yang berada di depan kita adalah orang kaya? Apakah orang yang berjalan di samping kita adalah seorang pejabat? Apakah orang tua yang diusung dengan tandu adalah orang miskin? Semua orang di sana nyaris tak beridentitas, semuanya menjadi "esa". Mereka sedang berevolusi untuk menuju Allah.

Buku berjudul asli Hajj dan diterjemahkan menjadi “Makna Haji” ini merupakan ringkasan dari pengalaman dan pemahanan pribadi Dr. Ali Syariati setelah menunaikan ibadah haji tiga kali dan berkeliling kota Makkah satu kali. "Buku ini hanyalah komentar dan tafsiran tentang berbagai ritus haji oleh seorang hamba yang hina," tulis Ali Syariati.

Menurutnya, dengan buku ini ia mencoba menafsirkan ritus-ritus ibadah haji sebagai seorang Muslim yang sudah menunaikan ibadah haji dan berhak untuk berbicara tentang haji sepulang ke negerinya.

Perspektif Ali Syariati tentang haji sangat konstruktif dan inovatif. Salah satunya adalah ketika ia menyimbolkan ibadah haji seperti sebuah pertunjukkan (sandiwara). Dalam ibadah haji, Allah adalah sutradaranya. Tema yang dibawakan adalah perbuatan orang-orang yang terlibat, dan para tokoh utamanya adalah Adam, Ibrahim, Hajar, dan setan. Lokasi pertunjukkannya adalah Masjid al-Haram, daerah Haram, Mas’a, Arafah, Masy’ar dan Mina.

Sementara simbol-simbol yang penting adalah Ka’bah, Shafa, Marwah, siang, malam, matahari terbit, matahari tenggelam, berhala dan upacara kurban. Pakaian dan make-up-nya adalah ihram, Halgh dan Taqshir. Kita sendiri yakni orang yang berhaji adalah aktor-aktornya. Tidak perduli apakah kita seorang laki-laki atau perempuan, muda atau tua, kulit hitam atau kulit putih. Kita adalah aktor utama yang berperan sebagai Adam, Ibrahim, dan Hajar dalam konfrontasi antara “Allah dengan setan.”

Agar ibadah haji diterima Allah, menurut Ali Syariati, kita harus bisa melepaskan sifat-sifat serigala (lambang kekejaman dan penindasan), tikus (lambang kelicikan), rubah (lambang tipu daya), dan domba (lambang penghambaan). Unsur-unsur ini harus dihindari oleh orang berhaji. Sebab, “Hajj (orang berhaji) bisa menjadi teladan dalam kegelapan masyarakat, bagaikan sinar kemilau dalam kegelapan,” ujar Syariati.

Buku ini sangat bagus untuk dibaca, karena itu ia sampai delapan kali mengalami cetak ulang, di mana cetakan pertama adalah tahun 2001. Semoga kita bisa menjadi haji yang mabrur! Amien. (Eep Khunaefi)

Tidak ada komentar: