Tampilkan postingan dengan label Rumah Tangga. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Rumah Tangga. Tampilkan semua postingan

Jumat, Desember 19, 2008

MENANTUKAN LELAKI "DON JUAN"

Dalam acara Termehek-mehek di Trans TV yang disiarkan setiap hari Sabtu dan Minggu sore jam 18.30-19.00 WIB, ada satu kisah nyata tentang lelaki bernama Aldi. Ia adalah lelaki kaya dengan satu istri dan anak-anak yang masih kecil. Wajahnya ganteng dan penampilannya parlente. Setiap mertua manapun tentu senang menantukan dia.

Tetapi, di tengah jalan, ternyata dia tidak lebih seorang lelaki yang biadab. Bahkan, pembawa acaranya yang bernama Panda sampai menyebutnya lelaki tidak bermoral. Bayangkan saja, sudah memiliki istri dan anak-anak, ia masih berpetualang ke mana-mana mencari cinta baru. Salah satu korbannya adalah Asti (nama samaran), yang sedang hamil beberapa bulan. Menurut Asti, ia tidak mengetahui kalau Aldi telah berkeluarga. Saat mendekatinya ia mengaku bujangan. Karena itu, Asti pun dengan senang hati ketika Aldi melingkarkan cincin di jari manisnya sebagai tanda tunangan.

Asti baru menyadari Aldi sebagai lelaki biadab saat laki-laki itu tak pernah muncul lagi di hadapannya, padahal ia sedang hamil tua. Maka dari sinilah, ia meminjam jasa Termehek-mehek untuk mencarinya. Singkat kata, tim Termehek-mehek bersama Asti menemukan tempat tinggal Aldi, di sebuah perumahan elit di Cibubur. Istri Aldi yang bernama Ria terkejut ketika tim Termehek-mehek datang. Pasalnya, beberapa bulan yang lalu ia pernah ikut acara ini untuk menyelidiki perilaku suaminya yang dianggapnya sudah berubah, tapi hingga saat itu belum ada perkembangan baru tentang suaminya. Karena itu, saat tim ini bertandang ke rumahnya, Ria pun bertanya, “Gimana ada perkembangan baru tentang suami saya?”

Panda dan Mandala (pembaca acara) itu pun ikut terkejut. Sebab, mereka datang ke situ bukan untuk menyelesaikan persoalan ibu Ria beberapa bulan yang lalu, tetapi persoalan Asti dengan lelaki yang bernama Aldi. Ternyata, Aldi yang dimaksud Asti adalah juga suami Ria. Jadi, semuanya serba kebetulan. Meski awalnya Panda dan Mandala tidak mau berterus terang dulu pada Ria dengan kedatangannya kali itu, tapi akhirnya niatnya terungkap juga.

Asti yang sedari tadi bersembunyi di dalam mobil, akhirnya datang menemui Ria dan mengaku berterus terang kalau ia adalah tunangan Aldi yakni suami Ria. Ria terkejut dan dugaannya selama ini tentang perilaku suaminya ternyata benar. Suaminya telah berselingkuh. Ria marah. Rona wajahnya tiba-tiba memerah. Apalagi, setelah disadarinya bahwa cincin yang melingkar di jari manis Asti adalah cincin yang pernah diberikan suaminya kepada dirinya saat bertunangan.
“Itu cincin saya,” kata Ria dengan nada tinggi penuh emosional. Keadaan sempat kacau dan antara Ria dengan Asti hampir saja berantem. Ria sempat menuduh Asti sebagai perempuan yang tidak tahu diri karena merebut suami orang. Tetapi, setelah diberikan pengertian bahwa Asti merupakan korban dan tidak tahu kalau Aldi telah berkeluarga, akhirnya emosi Ria pun mereda. Mereka pun akhirnya bekerja sama untuk mencari Aldi yang sudah beberapa hari ini tidak pulang ke rumah.

Akhirnya keberadaan Aldi diketahui sedang menginap di sebuah hotel. Mereka pun menyambanginya. Tetapi, ketika sampai di tempat Aldi sudah check out. Ia pergi ke Sukabumi. Manajer hotel pun memberikan alamat kepergian Aldi. Mereka lalu pergi menuju tempat yang dimaksud. Ternyata alamat yang dimaksud adalah sebuah rumah yang tidak terlalu megah, tapi cukup nyaman.

Panda dan Mandala segera mengetuk pintu. Lalu keluarlah seorang wanita cantik berwajah mirip keturunan China. Mereka berdua bertanya tentang keberadaan Aldi dan sosok perempuan cantik itu. Perempuan cantik itu mengaku kalau Aldi sedang keluar dan ia adalah pacarnya. Dari sini, semua yang hadir terkejut. Aldi benar-benar lelaki biadab. Ia sudah punya istri dan anak lalu menghamili orang dengan dalih akan memperistrinya, kini sedang merajut kisah yang baru dengan orang lain. Perempuan cantik itu dikasih tahu kalau Aldi itu sebenarnya sudah punya istri. Meski awalnya tidak percaya, tapi akhirnya ia mengerti juga dan mau membantu mempertemukan mereka dengan Aldi.

Skenario pun dibuat. Aldi yang sedang ada di luar rumah ditelpon oleh pacar barunya itu untuk segera pulang. Sementara mereka disuruh masuk ke dalam rumah. Di telpon, perempuan itu bilang akan ada kejutan buat dirinya. Segeralah Aldi pulang dengan riang gembira karena sebentar lagi akan mendapat kejutan yang besar dari pacarnya. Maka dibawalah Aldi ke dalam rumah. Ternyata setelah masuk ke dalam, Aldi benar-benar mendapat kejutan. Tapi kejutan sebuah dugem mentah dari adik Asti yang selama ini ikut mencari keberadaan lelaki brengsek itu. Dari sinilah akhirnya petualangan cinta Aldi berakhir. Ia bertekuk lutut dan tidak bisa mengelabui istrinya lagi. Asti menangis. Ria murka luar biasa. Dan tidak ketinggalan, di akhir cerita, perempuan cantik yang menjadi pacar baru Aldi pun sempat memukul Aldi karena kesalnya.

Demikian kisah lelaki yang dalam sastra Inggris mirip dengan tipe Don Juan. Tipe Don Juan adalah tipe tentang seorang lelaki yang dengan gayanya yang memukau dan penampilannya yang menarik para wanita, ia berpetulang ingin mendapatkan lebih dari seratus orang wanita yang bertekuk lutut di bawah perangkap cintanya.

Para psikolog memberikan gelar Don Juan kepada para lelaki yang gemar mengejar setiap wanita, menggoda dan merayunya, dan akhirnya jatuh ke dalam pelukannya. Para penggoda yang hanya mementingkan petulangan cinta, ia merasa bahwa dirinya sangat diidamkan para wanita, bukan hanya istrinya saja. Don Juan yang menjalin hubungan asmara dengan banyak wanita, ketika mendapatkan manisnya sebuah hubungan asmara, ia memulai hubungan baru, mengobral janji-janji palsu, harapan-harapan hampa dan istana-istana yang ia bangun dari butiran berlian.

Secara umum dapat dikatakan bahwa lelaki yang memiliki karakter seperti ini adalah lelaki yang tidak matang secara psikologis. Ia adalah lelaki yang pertumbuhan jiwanya belum sempurna. Ia hanyalah seorang bayi dewasa. Seorang anak manusia yang kehilangan keseimbangan jiwa. (Lihat ‘Ala Mahjub, “Agar Selalu Disayang Isteri”: 2006)

Dengan tipikal lelaki seperti itu, maka sebagai orang tua hendaklah hati-hati dalam mencarikan jodoh untuk anaknya. Begitu juga, bagi wanita harus lebih waspada dalam memilih tipikal calon suaminya. Jangan tergoda oleh tampang dan kekayaan. Alih-alih ingin mendapatkan kebahagiaan, justru nestapa yang ia dapatkan. Karena itu, selidikilah dengan benar lelaki yang datang untuk merajut cintanya. Apakah ia telah beristri atau belum? Memang ribet, tapi tidak salah melakukannya demi kebaikannya sendiri.

Hal yang paling penting bagi seorang wanita, jangan mudah menggadaikan kehormatannya pada lelaki yang dicintainya, meski ia telah betunangan sekalipun. Jika benar dan bertanggung jawab tidak masalah. Bagaimana kalau ia adalah lelaki Don Juan? Asti akhirnya menanggung getirnya cinta ini. Karena cintanya pada Aldi dan juga kepastian dirinya akan segera dinikahi oleh lelaki itu, akhirnya kehormatan yang selama ini dipertahankannya digadai pada si brengsek itu dengan mahar cinta palsu. Ia pun menyesal.

Sebelum menyesal sebaiknya waspada dulu. “Sedia payung sebelum hujan”, begitu pepatah terkenal itu berbicara. Sebelum kita menikah jangan serahkan kehormatan kita dulu pada lelaki yang kita cintai. Jika tidak, menyesal akibatnya.

Banyak di dunia ini lelaki seperti Aldi di atas. Dalam dunia sepakbola, tidak sedikit orang menyebut Cristiano Ronaldo, pesebakbola klub MU yang kesohor dari Protugal, adalah seorang Don Juan. Ia gagah, kaya dan kesohor. Wanita manapun dipastikan bertekuk lutut padanya. Bahkan, wanita sekelas Paris Hilton pun diisukan ingin menjadi pacarnya. Kenyataannya demikian. Dengan segala kelebihannya itu, Ronaldo kerapkali suka gonta-ganti pacar mulai dari Jordana, Merche Romero, Gemma Atkinson, Luciana Abreu hingga Carolina Patrocinio. Bahkan, berita terbaru ia sedang menggaet perempuan cantik lainnya yang telah bersuami seorang pengusaha. Menurut kabar, perempuan itu rela meninggalkan suaminya hanya karena si CR7 –julukan Cristiano Ronaldo ini.

Masih banyak lagi contoh bagaimana lelaki dengan tipikal Don Juan-nya mampu menaklukkan banyak wanita. Hal ini tentu saja menjadi kekhawatiran banyak mertua di mana pun. Tentu saja ia tidak ingin melihat anak kesayangannya menjadi korban lelaki seperti ini. Ironinya, kenapa masih banyak perempuan yang suka dengan lelaki seperti ini, padahal jelas-jelas ia adalah lelaki yang tidak baik untuk menjadi suami? Inilah yang namanya cinta. Kalau sudah datang, dinding yang tinggi dan kokoh pun tidak mampu menghadangnya.

Tetapi, bagaimana jika sudah terlanjur menantukan lelaki yang Don Juan? Pintu tidak tertutup. Bila melihat kondisi semacam ini, tidak ada salahnya sang mertua turut campur dalam masalah keluarga anaknya. Mertua bisa memberikan pengertian pada sang menantu. Dalam suatu waktu, ajak menantu Anda dan bicaralah dari hati ke hati. Berikan pengertian kepada dia bahwa tipikal Don Juan ini telah banyak menyakiti orang-orang yang disayanginya, tidak saja istri, mertua tapi juga kedua orang tuanya sendiri. Meski bagaimana, orang tua mana pun tidak ingin melihat anaknya menjadi suami yang tidak bertanggung jawab bagi istrinya. Setidaknya, dengan menyebut-nyebut nama orang tuanya sendiri, akan ada efek jera kepadanya meski sedikit.

Selain itu, kualitas istri harus ditingkatkan. Tipikal Don Juan memang sudah menjadi karakter. Bukan berarti karakter ini tidak bisa diatasi. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan kualitas istri. Misalnya, jika sebelumnya ia jarang memberikan kejutan pada suaminya, coba sekali-kali hal ini dilakukan. Atau pula, jika sebelumnya istri tidak pernah memasak, sekali-kali ia melakukannya. Intinya, istri harus melakukan hal yang lebih dari sebelumnya, yang membuat suaminya bertekuk lutut lagi kepadanya seperti saat-saat ia melabuhkan cinta untuk pertama kalinya.

Dari sisi agama, perlu adanya peningkatan kualitas beragama. Misalnya, taruh buku-buku agama di tempat-tempat strategis di rumah Anda, yang memungkinkan suami Anda bisa membacanya saat pulang kerja. Atau, saat suami Anda pulang sambut dia dengan musik-musik religius.

Intinya, untuk mengatasi tipikal lelaki seperti Don Juan ini tidak bisa datang dari sang suami sendiri, tapi juga dari istri –bahkan, kalau perlu dari mertua. Perlu ada kerjasama kolektif untuk menyadarkannya. Sebab, sejahat-jahat orang pasti ada kemungkinan untuk berubah. Yang penting, ada kemauan pasti ada jalan.

Jadi, bagi mertua yang anak perempuannya belum bersuami harap berhati-hati dalam memiliki calon menantunya. Jangan sampai tipikal Don Juan ini menjadi calon menantunya. Tapi, bagi yang sudah terlanjur menantukan lelaki semacam ini, bukan berarti jalan sudah tertutup. Bukan berarti tidak ada kebahagiaan lagi dalam kehidupan anak perempuannya. Bukan berarti rumah tangganya tidak bisa diselamatkan. Selama kita mau berusaha keras untuk menyadarkannya, maka jalan itu akan tetap terbentang luas di depan. Percayalah! (foto: imagelibrarys.com)

Eep Khunaefi

Minggu, November 30, 2008

IDEALISME ALVINO (Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Anggun edisi Januari 2009)

Mungkin Anda tahu sinetron Yasmin yang ditayangkan di RCTI setiap hari (striping) pada jam 21.30 WIB. Di situ Anda pasti akan kenal sosok pemeran utamanya yang bernama Alvino yang diperankan Richard Kevin. Dipasangkan dengan Yasmin yang diperankan Nabila Syakieb, Richard Kevin cukup apik memerankan sosok Alvino yang banyak disenangi oleh kaum hawa karena kegantengannya.

Tidak itu saja, Alvino juga digambarkan sebagai sosok yang lembut hatinya, halus tutur katanya, baik perbuatannya, dan taat pada kedua orang tua dan mertuanya. Meski berkali-kali ia disakiti oleh ibu kandung, mertua, dan saudara tiri laki-lakinya, ia tetap memaafkannya. Puncaknya, ketika perusahaan dan rumahnya dikuasai oleh adik tirinya dengan cara batil, juga ia tetap memaafkannya di kemudian hari.

Alvino adalah sosok yang ideal sebagai seorang menantu: ganteng, kaya raya, baik hati dan taat pada mertuanya. Saat masih jaya dan punya rumah mewah, ia mau menerima mertuanya tinggal seatap dengannya, meski sebelumnya ia kerapkali disakiti oleh perempuan yang gila harta tersebut. Dalam diri Alvino sepertinya tidak ada kata balas dendam. Ia menerima apa adanya segala perlakuan yang dilakukan orang terhadap dirinya.

Keadaan tersebut sangat kontras dengan posisinya sebagai seorang direktur sebuah perusahaan garmen terbesar di Asia. Seorang direktur tidak mungkin tak memiliki jiwa yang tegas. Tapi, Alvino tidak memilikinya. Ia terlalu halus dan lembut sebagai seorang pemimpin sebuah perusahaan. Inilah salah satu kelemahannya, yang menjadikannya kemudian kehilangan perusahaan dan aset-aset berharganya karena begitu mudah ditipu oleh saudara tirinya.

Dalam banyak hal, idealisme Alvino di atas patut ditiru oleh lelaki manapun. Ia bisa menjadi seorang menantu yang baik bagi para mertua. Tetapi, ia mudah ditipu daya oleh orang karena sosoknya yang terlalu baik. Sehingga orang mudah memanfaatkannya. Ibarat kata, Alvino kurang cerdik sebagai seorang manusia. Begitulah, manusia tidak ada yang sempurna!

Sisi Negatif
Usai tidak memiliki perusahaan dan rumah lagi karena dikuasai oleh adik iparnya, Alvino dan Yasmin pergi ke mana saja mengikuti langkah kaki, hingga ia kemudian mendapatkan sebuah kontrakan. Tapi, tak lama kemudian ia keluar dari kontrakan itu karena sang pemilik hendak menjualnya.

Mereka berdua pun keluar lagi hingga kemudian kembali lagi ke rumah orang tua tiri Yasmin, Ibu Helena. Setelah perusahaan dan rumah Alvino berada di tangan saudara tirinya, tidak lama kemudian diambil alih oleh orang lain. Sejak itu, mertua Alvino pun kembali lagi ke rumahnya sendiri yang sederhana bersama Alex. Di sinilah, Alvino kembali dimanfaatkan oleh ibu tirinya. Ia boleh tinggal di rumah itu asalkan hidup sehari-harinya ditanggung olehnya. Setiap hari, Alvino keluar dari rumah untuk mendapatkan pekerjaan. Tetapi, yang dicari tak didapatkannya.

Di sisi lain, Yasmin tidak tega melihat suaminya tak pernah mendapatkan pekerjaan. Pada saat yang sama, ia mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan yang dipimpin oleh lelaki yang selama ini mengejarnya yaitu Doni. Yasmin dijebak, hingga ia mau bekerja di tempatnya Doni.
Tetapi, persoalannya bukan di situ. Mestinya, setelah dipastikan Yasmin mendapatkan pekerjaan, Alvino segera memboyong istrinya keluar dari rumah mertuanya daripada mereka selalu menahan derita batin. Toh, pangkal persoalannya adalah penghasilan. Ketika Yasmin sudah mendapatkan penghasilan, mereka bisa menyewa kost atau kontrakan sebagai tempat tinggalnya, bukan numpang di rumah mertuanya yang terus menyakitinya.

Di sinilah saya melihat kelemahan atau sisi negatif dari idealisme Alvino sebagai seorang menantu. Ia terlalu baik sebagai sosok manusia sehingga mudah dimanfaatkan orang. Padahal, kalau ia bersikap tegas untuk keluar dari rumah itu, toh yang akan menerima deritanya adalah mertuanya sendiri. Sebab, ia sendiri adalah perempuan tak berpenghasilan.

Jadi, sebagai seorang menantu itu ada kalanya taat pada mertua, tapi juga ada kalanya bisa bersikap tegas. Terhadap mertua yang materialistis, tidak tahu diri dan sok paling benar, mestinya bisa kita luruskan. Dalam kasus seperti ini, kita tidak selalu bisa memerankan sosok Alvino dalam rumah tangga. Kita juga memiliki harga diri. Kesabaran ada batasnya.

Terhadap mertua bertipikal seperti itu, mestinya kita bertindak tegas, misalnya, “Bu, jika Ibu selalu menganggap saya salah di mata Ibu, sebaiknya kami pergi. Toh, kami sudah bisa mencari uang sendiri untuk menyewa kost!” Dengan kondisi mertua yang tak berpenghasilan, hanya mengandalkan rumah, saya pikir mertua manapun akan ketar-ketir bila ditantang oleh menantunya seperti ini. Menantu yang bersikap tegas seperti ini bukan untuk menantang mertuanya. Tapi, ia ingin meluruskan cara berpikir mertuanya yang sudah kelewatan. Tidak selamanya menantu itu bisa dipermainkan.

Sisi Positif
Sisi positif tipikal seorang Alvino adalah mampu menyadarkan orang tanpa didakwahkan terlebih dahulu. Hal ini terjadi pada ibu kandungnya sendiri. Sejak kecil Alvino ditinggal ibu kandungnya untuk kawin lagi dengan orang lain. Setelah Alvino tumbuh besar dan menjadi orang kaya, ibunya datang lagi kepadanya dan berharap ia mau menerimanya. Karena Alvino orangnya mulia, ia pun masih mau menerima ibu kandungnya. Dalam sinetron itu belum digambarkan, bapak kandung Alvino masih hidup atau mati.

Tetapi, setelah dirinya diterima lagi oleh Alvino, ibu kandungnya tetap punya niat jahat. Bersama anak yang satunya lagi (Alex atau adik tiri Alvino), ibu kandung Alvino berusaha menguasai harta Alvino seluruhnya. Akhirnya, niat itu kesampaian. Tetapi, tidak adanya perlawanan dari Alvino membuat ibu kandungnya kemudian merasa bersalah di kemudian hari. Apalagi, saat meninggalkan rumahnya, Alvino dalam keadaan sakit.

Ibu Alvino pun memutuskan diri untuk keluar dari rumah itu dan pergi mencari Alvino untuk menebus kesalahannya. Pada tingkatan yang lebih ekstrim, ia merasa bersalah atas segala dosa yang telah dilakukannya selama ini. Ia mulai menyadari bahwa dirinya adalah seorang ibu yang jahat dan materialistis. Singkatnya, ia telah betaubat.

Di sinilah idealisme Alvino mampu menaklukkan hati ibu kandungnya yang juga jahat dan materialistis. Saya pikir inilah salah satu sisi positif yang paling kuat dari idealisme Alvino selama ini. Selebihnya, idealisme Alvino hanya membuat dirinya hidup sengsara, batinnya tersiksa dan menjadi bulan-bulanan orang lain.

Dalam sinetron Yasmin, idealisme Alvino memang tidak memberikan dampak positif yang banyak pada dirinya –setidaknya hingga episode sekarang. Tetapi, dalam kehidupan yang nyata, saya pikir idealisme Alvino tersebut banyak sisi positifnya. Salah satunya adalah “melawan kekerasan dengan kelembutan”. Alvino adalah seorang yang lemah lembut dan baik hatinya. Terhadap mertuanya yang selalu menjahatinya, pun ia masih bisa berkata lembut dan bersikap halus. Meski, dalam sinetron itu, sikap Alvino yang demikian itu selalu menjadi bulan-bulanan mertuanya. Tetapi, saya pikir dalam kehidupan nyata sangat baik dipraktekkan. Menghadapi mertua yang sedang marah, mestinya kita harus bersikap seperti Alvino yaitu tetap bertutur kata lembut dan bersikap halus. Meski bagaimana pun kekerasan itu tidak selamanya dibalas dengan kekerasan pula, apalagi bila kita berhadapan dengan mertua. Ia adalah orang tua istri/suami kita. Sepantasnya kita lebih banyak mengalah untuk meraih kemenangan di depan. Jika mertua kita dewasa, sikap lembut kita ketika ia sedang marah, akan membuatnya sadar di suatu waktu.

Kasih Deadline
Pertanyaannya: Apakah sikap kita yang tetap lembut pada mertua yang kasar itu tidak dianggap sebagai sikap pasrah? Tentu saja tidak, asalkan kita tetap punya deadline (batasan). Artinya: kita tetap lembut pada mertua yang sedang marah atau kasar, tetapi kita tetap memberikan tenggang waktu kepadanya dengan cara-cara yang tetap elegan. Misalnya, katakan dengan lembut pada mertua, “Pak/Bu, jika bapak/ibu masih tetap tidak menghargai saya sebagai menantu, mungkin sebaiknya saya pergi dari rumah ini segera. Mungkin ini jalan terbaik bagi kita semua.” Ini adalah jalan yang lebih bijak daripada kita menentang mertua dengan kata-kata kasar. Kata-kata segera di sini memberikan deadline untuk bertindak lebih elegan.

Jika pada saatnya, mertua kita masih tetap tidak menghargai kita, maka tidak ada jalan lain selain kita harus pergi dari rumah itu. Kita sudah berkata lembut pada mertua. Kita juga sudah memberikan deadline pada mereka. Kalau pada akhirnya mereka tetap tidak menghargai kita, maka tidak ada jalan lain selain kita harus keluar dari rumah itu. Tindakan seperti ini tidak salah.

Pertama, kita masih tetap berkata lembut dan bijak pada mertua, meski di mata mereka kita tetap salah.

Kedua, kita sudah memberikan pilihan pada mertua untuk menentukan yang terbaik. Jika mereka masih menghardik kita, meski kita tetap berbuat baik, itu berarti mereka telah menjatuhkan pilihannya untuk berpisah dengan kita. Jadi, keputusan kita untuk keluar dari rumah itu adalah sesuatu yang benar.

Kesalahan Alvino adalah karena ia tidak menaati deadline ini. Ketika dipastikan Yasmin telah mendapatkan pekerjaan dan Alvino sendiri sekali-kali dapat kerja serabutan, saya pikir langkah terbaik mereka adalah keluar dari rumah mertuanya. Sebab, mertuanya benar-benar tidak tahu diri. Lebih baik uang yang diperuntukkan buat mertuanya yang tak tahu diri itu digunakan untuk menyewa kost atau kontrakan di luar. Manfaatnya banyak: selain Alvino dan Yasmin bisa hidup mandiri dan tidak terganggu rumah tangganya oleh mertua. Juga untuk memberikan pelajaran kepada sang mertua bahwa ketika ia ditinggal oleh menantu dan anaknya, ia bukanlah siapa-siapa. Sebab, ia tidak berpenghasilan.

Jadi, saya pikir, idealisme Alvino di atas ada sisi positif dan negatifnya saat diterapkan dalam kehidupan rumah tangga kita sehari-hari. Kita harus menyikapinya dengan bijak. Kita memang harus dituntut berkata lembut dan bersikap halus pada mertua. Tetapi kita juga harus tegas dan punya prinsip ketika mertua menginjak-injak harga diri kita –ini yang tidak dimiliki oleh Alvino. Semoga kita bisa belajar dari idealisme Alvino seperti ini! Amien. (Eep Khunaefi/foto:www.frontside180.com)