Rabu, September 17, 2008

KEDELAI (SYUBRUM); "SUMBER UTAMA PROTEIN DAN MINYAK NABATI DUNIA"

Kedelai adalah salah satu tanaman polong-polongan yang menjadi bahan dasar banyak makanan dari Asia Timur seperti kecap, tahu dan tempe. Berdasarkan peninggalan arkeologi, tanaman ini telah dibudidayakan sejak tahun 1500 SM dan baru masuk ke Asia Timur sejak 3500 tahun yang lalu. Lalu masuk ke Indonesia, terutama Jawa sekitar tahun 1750. Di Amerika Serikat sendiri, kedelai mulai ditanam secara komersil mulai awal abad ke-18.

Kedelai dikenal dengan banyak nama. Di Inggris kedelai dikenal dengan istilah Soybean dan yellow bean (kacang kuning) di Mandarin. Di Madura, orang-orang menyebutnya dengan istilah Kedhele, sedang orang-orang Sunda biasa menyebutnya dengan kacang jepun atau kacang bulu. Di Bima kedelai dikenal dengan Lawui; Di Jawa dengan istilah Dele, Dangsul, dan Dekeman; sedang di Lampung dikenal dengan istilah Retak Menjong; Kacang Rimang di Minangkabau, dan Kadale di Ujung Pandang.

Kedelai paling baik ditanam di ladang dan persawahan antara musim kemarau dan musim hujan. Sedang rata-rata curah hujan tiap tahun yang cocok bagi kedelai adalah kurang dari 200 mm dengan jumlah bulan kering 3-6 bulan dan hari hujan berkisar antara 95-122 hari selama setahun.

Kedelai mempunyai perawakan kecil dan tinggi batangnya dapat mencapai 75 cm. Bentuk daunnya bulat telur dengan kedua ujungnya membentuk sudut lancip dan bersusun tiga menyebar (kanan - kiri - depan) dalam satu untaian ranting yang menghubungkan batang pohon.

Kedelai berbuah polong yang berisi biji-biji. Menurut varitasnya ada kedelai yang berwarna putih (glycine max) dan hitam (glycine soja). Kedelai putih diperkenalkan ke Nusantara oleh pendatang dari Cina sejak maraknya perdagangan dengan Tiongkok dan merupakan tanaman asli daerah Asia subtropik seperti RRC dan Jepang.

Sementara kedelai hitam merupakan tanaman asli Asia tropis di Asia Tenggara. Tanaman ini telah menyebar ke Jepang, Korea, Asia Tenggara dan Indonesia. Baik kulit luar buah polong maupun batang pohonnya mempunyai bulu-bulu yang kasar berwarna coklat. Untuk budidaya tanaman kedelai di pulau Jawa yang paling baik adalah pada ketinggian tanah kurang dari 500 m di atas permukaan laut.

Beberapa kultivar kedelai putih budidaya di Indonesia di antaranya adalah 'Ringgit', 'Orba', 'Lokon', 'Darros', dan 'Wilis'. "Edamame" adalah sejenis kedelai berbiji besar berwarna hijau yang belum lama dikenal di Indonesia dan berasal dari Jepang.

Kedelai merupakan sumber utama protein dan minyak nabati dunia. Penghasil kedelai utama dunia adalah Amerika Serikat meskipun kedelai praktis baru dibudidayakan masyarakat di luar Asia setelah 1910. Indonesia. sendiri harus mengimpor sebagian besar kedelainya. Ini terjadi karena kebutuhan Indonesia yang tinggi akan kedelai putih yang bukan asli tanaman tropis sehingga hasilnya selalu lebih rendah daripada di Jepang dan Cina.

Selain mengandung protein yang banyak, kedelai juga mengandung beberapa bahan gizi penting lainnya seperti vitamin (asam fitat), lesitin, kalsium, besi, potassium dan phosphorus. Kedelai juga kaya akan vitamin B kompleks dan bebas dari racun kimia. Sedangkan tisu lemak hewan diketahui mengandung 20 kali lipat baja berat, racun serangga dan racun tanaman dibandingkan yang terdapat pada tanaman kacang-kacangan.

Dengan banyaknya kandungan inilah, kedelai bisa dibuat tahu (tofu), bermacam-macam saus penyedap (salah satunya kecap, yang aslinya dibuat dari kedelai hitam), tempe, susu kedelai (baik bagi orang yang sensitif laktosa), tepung kedelai, minyak (dari sini dapat dibuat sabun, plastik, kosmetik, resin, tinta, krayon, pelarut, dan biodiesel, taosi, dan tauco.

Bagi kita yang sedang diet atau takut pada kegemukan, tak usah khawatir untuk memakai kedelai. Sebab, ia tidak mengandung kolesterol, mempunyai rasio kalori rendah dibandingkan protein dan bertindak sebagai makanan yang tidak menggemukkan.

Menurut Mazur (1998), dari beberapa bahan pangan yang telah dianalisis, diketahui kedelai menempati urutan pertama, mengandung daidzein 10,5 - 85 dan genistein 26,8 - 120,5 mg/100 g berat kering. Sedangkan urutan kedua biji semanggi (clover), hanya mengandung daidzein 0,178 dan genistein 0,323 mg/100 g berat kering.

Bahram H. Arjmandi dan koleganya dari Departement of Nutritional Sciences, Oklahoma State University telah melaporkan bahwa mengonsumsi 40 g protein kedelai setiap hari selama tiga bulan pada wanita pascamenopause (tanpa TSH), secara nyata menurunkan ekskresi deoksipiridinolin (Dpd) urin. Dpd merupakan marker (penanda) spesifik untuk resorpsi sel-sel tulang. Dpd urin rendah berarti proses resorpsi sel-sel tulang berlangsung baik. Demikian halnya hasil pengamatan terhadap wanita-wanita pascamenopause di Jepang. Adanya asupan protein kedelai memberikan respons ekskresi Dpd yang rendah di dalam urin mereka.

Peneliti dari Department of Food Science and Human Nutrition, University of Illinois, Susan M Potter dan kawan-kawan telah meneliti hal tersebut dengan memberikan suplementasi protein kedelai yang mengandung isoflavon sebesar 56 mg dan 90 mg /hari selama 6 bulan kepada 66 wanita pascamenopause. Hasilnya, densitas mineral tulangnya pada kelompok 90 mg/hari meningkat, sedangkan pada kelompok 56 mg/ hari tidak.

Ho dan kawan-kawan dalam Journal of Bone Mineral Research, edisi Juli 2001, melaporkan bahwa asupan kedelai dapat mengoptimalkan pencapaian densitas masa tulang wanita-wanita Cina yang terbiasa mengkonsumsi produk kedelai. Mereka menunjukkan bahwa asupan kedelai dapat memelihara densitas mineral tulang kerangka (DMTK) wanita Cina yang berumur 30-40 tahun.

Masih banyak lagi manfaat kedelai lainnya. Demikian besarnya manfaat kedelai, hingga Asma binti Umais bercerita bahwa Nabi Saw. pernah bertanya kepadanya, “Obat apa yang engkau gunakan sehingga engkau bisa berjalan lagi?” Asma menjawab: “Kacang kedelai.” Beliau berkata: “Itu kacang yang panas sifatnya.” (At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya). Ini artinya apa? Kedelai juga ternyata bisa digunakan untuk mengobati orang yang lumpuh untuk bisa berjalan kembali.

Maka, nikmatilah kedelai sebanyak-banyaknya! (Eep Khunaefi/dimuat di Hidayah edisi 87)

2 komentar:

Olive Sahara mengatakan...

Info yang menarik mengenai kedelai, bro! Layak menjadi referensi.
Lihat juga tentang minyak kedelai mulai dari pengolahan, komposisi sampai dengan produknya di http://lemakminyak.blogspot.com.
Semoga bermanfaat, bro!

Eep Khunaefi mengatakan...

Terima kasih Pak,atas atensinya.Mudah2an kita bisa saling menjaga silaturrahmi ini!Amien.

Sorry ya Pak,baru saya balas.Awalnya,blog ini mau saya nonaktifkan.Namun,setelah sekian bulan berjalan saya rindu kembali pada blog ini krn sudah terlanjut banyak item yg isi di dalamnya. Sementara blog baru yang rencananya saya aktifkan,justru tidak jalan.